Meningkatkan minat baca sekaligus memperkenalkan lingkungan hidup akan
lebih mudah bila dimulai dengan menumbuhkan kecintaan anak-anak terhadap buku
terlebih dahulu. Penanggung Jawab Pekan Buku Dyah Ayu Pitaloka
mengatakan, dengan menggelar pameran buku anak-anak, siswa bisa belajar
mencintai lingkungan.
Kecintaan pada buku dan lingkungan
dikembangkan pula melalui pesta kostum karakter dari buku-buku
Indonesia. Anak-anak diajak untuk menggali kekayaan isi buku sambil
bermain dengan kostum karakter-karakter yang ada di dalamnya, mulai dari
Wiro Sableng, Jaka Tarub, sampai Malin Kundang.
Buku anak yang
mengandung pesan moral untuk mencintai lingkungan sekitar dan mengangkat
wawasan kekayaan alam, akan memberi masukan yang baik soal penanaman
karakter anak.
"Buku bacaan menarik seperti buku cerita anak yang
membahas binatang, tanaman dan pemandangan alam, tersirat ada pesan
bahwa mereka harus melindunginya, terlibat, dan interaksi dengan bumi.
Kegiatan tur edukasi tadi misalnya, membuat anak-anak mau bergerak,
membaca buku, menghafal lagu, dan mereka menanam pohon,atan tur, Kamis (8/11/2012) siang.
Menurut
Dyah, pengetahuan yang diperoleh anak dari buku diperdalam melalui
rangkaian kegiatan Tur Edukasi Bumiku Lestari. Tur yang digawangi oleh
penyanyi Oppie Andaresta ini kaya akan pesan-pesan yang disampaikan
melalui lagu, musik dan kegiatan langsung, seperti daur ulang. Anak-anak
berkebutuhan khusus di SD Global Mandiri juga dilibatkan untuk
bernyanyi.
"Dalam seminggu, mereka sudah hafal lagunya. Selain
dari membaca buku Bumiku Lestari dari WWF, mereka juga setiap harinya
mendengar Radio Top Primary, radio sekolah ini. Jadi semakin sering
membaca dan mendengar, anak-anak bisa melakukan itu," ucapnya.
Para
siswa kelas I-VI juga diajak untuk melakukan aksi menanam pohon. Ada 12
pohon yang ditanam pada hari itu oleh para siswa yang mewakili
masing-masing kelas. Setelah itu, para siswa kelas IV, V dan VI
melakukan kegiatan daur ulang dari kertas koran menjadi paper bag, membuat pigura dari kardus bekas, serta tempat pensil dari botol bekas.
Selanjutnya
para siswa juga diajak menonton film tentang hewan yang hampir langka
dan butuh dilindungi bersama. Film orangutan dari Kalimantan membuat
anak-anak sadar bahwa ada satawa di muka bumi yang harus dilindungi dari
ancaman kepunahan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar