Pihak oposisi di Israel menyebut pemerintahan Perdana Menteri Benjamin
Netanyahu akan membawa kehancuran Negara Israel. Mereka pun mengkritik
kebijakan pembangunan pemukiman Yahudi di Tepi Barat yang dilakukan
Netanyahu.
“Netanyahu akan menghancurkan Israel, kebijakan
ekstremnya membuat zionisme terancam dan semua orang harus menyadari
hal itu,” ujar mantan Menteri Luar Negeri Israel Tzipil Livni, yang
saat ini memimpin partai oposisi Hatnuah.
Kekhawatiran pihak
oposisi Israel tersebut didasari pemikiran bahwa semakin banyak Israel
membuat pemukiman Yahudi di Tepi Barat maka mau tidak mau Israel harus
memasukkan Tepi Barat dan wilayah Palestina lainnya ke dalam wilayah
Israel.
Bila Israel dan Palestina bersatu maka jumlah warga
Yahudi dan Arab akan seimbang dengan masing-masing memiliki populasi
sekitar enam juta warga. Namun tingkat kelahiran kelompok Arab lebih
besar daripada Yahudi sehingga seiring waktu warga Arab akan menjadi
mayoritas di Israel.
“Netanyahu harus menyetujui solusi dua
negara jika tidak Israel akan berubah menjadi negara Arab. Mereka
pikir sirael dapat menjalankan politik Apartheid untuk melanggengkan
kekuasaan Yahudi, sejarah dunia menunjukkan tidak ada pemerintahan
Apartheid yang mampu bertahan lama,” Amos Oz, seorang tokoh kiri
Israel, seperti dikutip Associated Press, Sabtu (12/1/2013)
Oz
menambahkan, alih-alih melindungi zionisme yang seringkali dikatakan
oleh Netanyahu dan pendukungnya di Partai Likud, mereka sebenarnya
adalah kelompok yang paling anti zionis di Israel.
Pada 22
Januari mendatang Israel akan menyelenggarakan pemilu untuk memilih
anggota parlemen. Jajak pendapat yang dilakukan media di Israel menyebut
Partai Likud yang dipimpin Netanyahu akan kembali berkuasa di Israel
dan Netanyahu pun akan melanjutkan jabatannya sebagai perdana menteri.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar