Pasokan sapi ke rumah potong hewan di Jawa Timur masih minim,
sehingga harga daging relatif mahal. Stok sapi pada peternak memang
mampu memenuhi kebutuhan pasar, namun harga timbang hidup sudah mencapai
Rp 35.000 hingga Rp 36.000 per kilogram.Ketua Paguyuban Pedagang
Sapi dan Daging Segar Jawa Timur, Muthowif di Surabaya,mengatakan, sapi di pasar tradisional susah didapat, karena
mulai habis. "Sekarang tukang jagal di RPH di Jatim umumnya memotong
sapi yang jelek kondisinya yakni kurus dan tulangnya besar," katanya.
Harga
daging di pasaran, Rp 80.000 hingga Rp 85.000 per kilogram. Kelangkaan
sapi di pasar tradisional terjadi sebelum Natal dan Tahun Baru hingga
sekarang. Kebijakan Dinas Peternakan Jatim yang melarang sapi dengan
berat di bawah 400 kilogram dibawa ke luar provinsi ini sama sekali
tidak berdampak terhadap pergerakan sapi.
Realitanya banyak sapi
kecil di bawah 400 kg dan betina produktif dibawa keluar Jatim, sehingga
pedagang yang hendak membeli sapi ke Lumajang, Tuban, Probolinggo dan
Pare sering gagal. Kendati demikian, hingga saat ini kata Muthowif,
Gubernur Jatim belum ada tindakan untuk menanggulangi kelangkaan sapi,
meski pada 2012 ada anggaran sekitar Rp 100 miliar untuk pengadaan sapi.
Padahal
menurut Ketua Forum Peternak Sapi Indonesia Arum Sabil, peternak
memiliki stok cukup untuk memasok kebutuhan pedagang. Setiap tahun
Jatim mengalami surplus sebanyak 150.000 ekor sapi, dan sampai sekarang
ada di tangan peternak. "Berapa banyak pun kebutuhan pedagang pasti bisa
dipenuhi dengan syarat harga sapi timbang hidup tidak kurang dari Rp
32.000 per kilogram. Peternak akan melepas sapi jika harga menjanjikan,
artinya biaya produksi selama penggemukan tertutupi," katanya.
Jadi
kata Arum Sabil, keluhan pedagang sulit memperoleh sapi karena
cenderung dijual ke pedagang luar Jatim, akan teratasi jika pedagang
mematok harga tidak merugikan peternak. "Saat ini harga daging sapi di
Jakarta dan beberapa kota di Kalimantan nyaris sama dengan harga pasaran
di Surabaya. Padahal sapi didatangkan dari Jatim dan perlu biaya
transportasi untuk ke Jakarta dan Kalimantan," ujarnya sembari
menambahkan, pedagang sebaiknya tidak mencari alasan untuk menekan
peternak.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar