Penggagas sistem busway di Jakarta, mantan Gubernur DKI Sutiyoso,
berharap Jakarta di bawah kepemimpinan Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama
bisa menuntaskan busway 15 koridor, monorel dan mass rapid transit
(MRT). Pemerintah jangan pernah berpikir mencari untung dalam membangun
jaringan transportasi massal."Itu sangat teknis, yang penting
bagi saya, masyarakat tidak dirugikan. Karena transportasi, pemerintah
jangan pernah berpikir mau cari untung dari situ. Kita untung dari
transportasi itu keuntungan tidak langsung. Kalau transportasi bagus,
berapa juta liter BBM yang bisa kita hemat karena mobil dirumahkan,"
kata Sutiyoso.
Berikut wawancara lengkap wartawan dengan Bang
Yos, demikian sapaan akrabnya, di sela-sela acara 'Refleksi dan Temu
Kangen Bersama Para Peletak Dasar Transjakarta Busway di Jakarta' di
Newseum Cafe Jalan Veteran I No 31, Jakarta Pusat, Selasa (15/1/2013).
Bagaimana mengenai busway kini?
Awal
ide Transjakarta ini adalah bagian dari pola transportasi makro untuk
mengatasi kemacetan Jakarta. Mindset kita tidak ada cara lain menggelar
jaringan transportasi yang representatif dan massal. Itulah busway, ada
15 koridor, di atasnya ada monorel, terdiri dari 2 jalur green line dan
blue line. Terus di bawah tanah ada MRT, lalu ada alternatif lagi
waterway.
Jadi semua terintegrasi saling mengakses sehingga orang
Jakarta tahu dari titik ke mana-mana untuk mendapatkan itu. Saya
membuat 2003 dalam perda, memulainya di 2004, dan karena keterbatasan
dana dan waktu pada 2007, saya berharap dilanjutkan kepada pengganti
saya.
Jadi orientasi utama segera selesaikan jaringan itu lalu
disusul peraturan pembatasan kendaraan. Alternatifnya harus disediakan
dulu agar orang mau mematuhi peraturan itu. Apabila peraturan kita
keluarkan tapi alternatifnya belum ada, maka orang mengakalinya seperti
'Three in One'. Ada yang pakai joki, ada yang pakai boneka, segala
macam.
Busway yang merupakan kebanggaan kita, yang kita rancang
dulu jangan menurun kualitasnya. Tapi harus naik, disempurnakan dan
harus ada maintenance yang baik, lalu SPBG-nya kurang. PN Gas harus
membuat SPBG yang banyak. Karena transporatasi makro itu ada 2 tujuan
yakni menyelesaikan masalah transportasi dan mengurangi polusi udara.
Semua
menggunakan gas, mobil yang berkeliaran kita harapkan punya emisi yang
baik, sehingga polusi udara di Jakarta bisa kita pangkas.
Sekarang
ini menurun banget, saya rasa maintenancenya sudah tidak ada,
pelayanannya juga seperti itu, haltenya juga buruk. Padahal dulu waktu 7
koridor kita buka itu para turis sangat senang karena lewat jalan
protokol melalui hotel dan museum kawasan kota tua. Itu yang mereka
puas.
Jadi orientasinya adalah segera mungkin jaringan itu
dibentuk. Kan busway sudah 11 koridor tinggal 4. Saya berharap
Jokowi-Ahok bisa menyelesaikan 4 koridor. Lalu monorel, Alhamdulillah
konsorsium Jakarta Monorel kembali lagi, ya lanjutkan itu bareng. MRT
memang sudah jadwalnya bulan Maret (2013) secara fisik harus mulai
dibangun.
Jadi saya sangat berharap di zaman pemerintahan
gubernur ini semua jadi tuntas karena pas. Jadi saya sarankan fokus ke
situ, berturut-turut, baru peraturan kita keluarkan.
Mengenai penumpang busway yang menurun?
Itu
kaget saya, karena tidak representatif lagi. Satu nyaman, aman, dan
tepat waktu. Dan ini kan ngantrenya panjang. Ini pasti ada masalah,
kenapa lama. Mungkin armada kurang, atau mungkin busnya tidak
dikeluarkan karena subsidinya kurang.
Pada saat 7 koridor, Rp 230
miliar subsidi tiket. Pada saat 10 koridor atau 11 (koridor) harus
dinaikkan (subsidinya). Kalau tidak, maka perusahaan akan mengurangi
armadanya, supaya tidak rugi.
Apakah Bang Yos kecewa dengan kondisi busway sekarang?
Melihat
kayak begitu ya tentu (kecewa). Tapi saya lihat, dengan Jokowi-Ahok
yang enerjik dan keinginannya kuat, ini bisa diatasi. Beliau kan baru 2
bulan ya.
Bagaimana dengan Kopaja yang masuk busway?
Saya
tidak bisa membayangkan itu karena Kopaja angkot itu konstruksinya
beda. Lalu tabiat mereka, ini tak bisa dipungkiri. Pada saat masuk jalur
busway, bus (TransJakarta) lagi nurunin penumpang ngantre panjang pasti
dia keluar jalur nabrak separator, nyalip bus. Artinya bus (TransJ)
jadi ngantre juga. Tepat waktu tadi akhirnya tidak terjawab karena
terhalang kendaraan lain.
Yang kita tiru asal-usulnya di Amerika
Latin yang benar-benar steril. Kalau semua kita lepas, nanti nggak ada
jalur yang lancar. Kalau busway kita pertahankan steril, maka akan ada
jalur yang lancar. Tapi silakan saja diuji coba.
Feeder itu bukan
ikut jalur busway, tapi begini, menurunkan penumpang lalu naik halte,
baru naik busway. Kalau begini bukan feeder, sama-sama jalannya. Itu
sangat teknis, yang penting bagi saya masyarakat tidak dirugikan.
Karena
transportasi, pemerintah jangan pernah berpikir mau cari untung dari
situ. Kita dan seterusnya untung dari transportasi itu keuntungan tidak
langsung. Kalau transportasi bagus, berapa juta liter BBM yang bisa kita
hemat karena mobil dirumahkan.
Bagaimana mengenai pembangunan 6 ruas tol dalam kota?
Kita
membangun jalan di kota bukan hal tabu, lihat Beijing, Shanghai, Tokyo,
itu ada berapa lapis? Ada tiga sampai empat lapis ke atas. Itu tidak
masalah, tapi prioritas adalah menggelar jaringan transportasi massal.
Harus elevated.
Bagaimana mengenai perkembangan lalu lintas di Jakarta?
Kalau
saya lihat orang masuk jalur busway dibiarkan. Dulu saya pernah jengkel
lalu saya kirim Satpol PP untuk menjaga tapi ditangkap polisi karena
dibilang kewenangan dia. Ini kan bentuk kerja sama antar instansi yang
harus dijalin kembali.
Bagaimana penilaian 100 hari pemerintahan Jokowi?
Nanti
kalau sudah 100 hari saya komentar. Saya tidak setuju seorang pejabat
dinilai dari 100 hari, nanti memaksakan diri. Kalau saya nilainya 5
tahun.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar