PERIODE DEWASA AKHIR (MASA TUA)
A. PENGERTIAN MASA TUA
Masa dewasa akhir dapat juga disebut masa tua atau masan usia lanjut Berbagai pengertian tentang usia lanjut adalah sebagai berikut:
1. Secara kronologis, usia lanjut dinyatakan sebagai orang yang telah berumur 60 atau 65 tahun ke atas (Kalish, 1975; Bischof, 1976; Hurlock, 1980; Dixon dan Bouma, 1976). Dasar me¬nentukan umur ini sebagai masa tua adalah alasan ekonomi, seperti: mereka sudah harus pensiun, pajak penghasilan yang sudah ditiadakan dan telah merupakan persetujuan yang me-masyarakat di negara kita ini
2. Diartikan sebagai perubahan fisik yang menonjol seperti per¬ubahan poster tubuh, gaya berjalan, roman muka, warna rambut, suara, kekenyalan kulit, kemampuan pendengaran dan peng¬lihatan. Demikian juga terjadinya perubahan kesehatan secara keseluruhan yaitu kurang sehat atau mengalami macam-macam keluhan penyakit.
3. Diartikan sebagai perubahan tingkah laku, yaitu orang yang sudah tua, menjadi pelupa, reaksi terhadap rangsangan yang makin lamban, perubahan pola tidur, gerakan motorik yang lamban dan sebagainya. Sering dipercaya (streotipe) bahwa orang yang sudah tua itu suka memusuhi generasi muda, konservatif (mempertahankan cara-cara lama dan tidak ingin pembaruan) dan menjengkelkan.
4. Dari segi peranan sosial orang yang sudah tua disebut sebagai orang telah dipensiunkan dalam berbagai tuntutan sosial, dan ditempatkan dalam rumah-rumah pemeliharaan kesehatan, sudah menjadi nenek dan kakek.
Proses menjadi tua kadang-kadang menyenangkan, kadang kadang kurang menyenangkan, namun yang pasti menjadi tua tidak terelakkan, karena merupakan proses yang alami. Proses pemuasan bukan merupakan proses patologis atau menyimpang, kecuali kalau proses perkembangan individu yang menjadi tua itu terganggu mulai dari bayi, masa prasekolah,remaja dan pada usia pertengahan mengalami kondisi yang menyimpang (Erikson, 1963). Hal ini dikemukakan untuk menyadarkan kita semua bahwa masa tua sangat erat kaitannya dengan perkembangan masa lalu seseorang atau dengan kata lain perkembangan seseorang merupakan proses berkelanjutan.
B. ALASAN MEMPELAJARI KEHIDUPAN PSIKOLOGIS MASA TUA
Ada tiga alasan yang mendasar perlunya kita mempelajari kehidupan psikologis orang yang sudah tua atau berusia lanjut, yaitu:
1. Mampu dan mau menyediakan berbagai kondisi pelayanan dan informasi yang memungkinkan orang yang sudah tua dan yang akan menjadi tua mengalami kehidupan yang memuaskan dan menyenangkan baik secara fisik maupun psikologis.
2. Memungkinkan kita lebih memahami hubungan dengan orang yang telah tua, sehingga dapat memberikan peranan yang lebih sesuai dengan kebutuhan mereka dan memahami proses penua¬an dalam diri kita sendiri dalam rangka mempersiapkan kehi¬dupan mass tua yang memuaskan.
3. Menjadikan tahun-tahun kehidupan dari lahir sampai mcninggal sebagai proses kehidupan yang wajar, dan memahami bahwa per¬kembangan individu sebagai proses sepanjang hidup. Dengan kata lain proses kehidupan pada periode sebelum usia tua me¬nentukan proses kehidupan masa tua. Jika kita ingin kehidupan masa tua merupakan kehidupan yang menyenangkan atau me¬muaskan baik fisik maupun psikis, maka pada periode sebelum¬nya harus diciptakan kehidupan fisik dan psikis yang menyenang¬kan atau memuaskan.
C. PANDANGAN POSITIF TERHADAP MASA TUA
Dalam menghadapi usia tua, orang-orang tua ataupun siapa saja, hendaknya memiliki pandangan yang positif dan benar tentang mass tua, agar tidak menimbulkan kecemasan atau tingkah laku pesimis yang tidak beralasan, karena:
1. Masa tua dialami oleh semua makhluk ciptaan Tuhan termasuk manusia. Masa tua bukan dialami oleh sekelompok orang, suku atau bangsa tertentu saja. Oleh karena itu mass tua me¬rupakan peristiwa yang universal.
2. Menjadi tua adalah peristiwa yang normal setelah manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan peristiwa yang membangga¬kan, namun peristiwa menjadi tua tidak perlu ditakuti.
3. Sewaktu menghadapi mass tua tingkah laku orang bermacam-¬macam, karena orang yang telah tua itu mempunyai pribadi yang unik. Keadaan mental dan fisik orang sewaktu mass tua ter¬gantung kepada kesejahteraan yang dirasakannya pada per¬kembangan sebelumnya dan pola hidup pribadi seperti sikap mental, hubungan sosial, aktivitas fisik dan mental, pola makan atau diet, jumlah waktu dan pengaturan waktu istirahatnya. Di samping itu tingkah laku orang pada masa tua juga dipengaruhi oleh pandangan dan kesan orang itu terhadap kehidupan mass tua orang-orang tua di sekitarnya, tanpa memikirkan kenyataan bahwa tingkah laku orang mass tua itu sangat beragam.
4. Kematian pada masa tua merupakan suatu yang normal dan merupakan suatu peristiwa yang pasti terjadi. Kenyataan dalam masyarakat, kematian sulit diterima sebagai peristiwa yang normal dan sebagai bagian dari proses kehidupan, ter¬utama bagi orang-orang yang terlalu menikmati duniawi se-hingga melupakan kehidupan ukhrawi.
5. Menjadi tua dan sakit-sakitan bukanlah suatu yang kebetulan tetapi merupakan peristiwa kehidupan yang ada kaitannya dengan cara hidup sebelumnya.
6. Orang yang berusia lanjut adalah orang yang hidup pada umur 65 - 105 tahun. Oleh karena itu orang yang sudah tua, paling tidak hidup dalam dua generasi, satu generasi sampai berumur 45 tahun.
7. Orang yang sudah tua dapat belajar, namun pola belajar me¬reka berbeda dengan anak-anak. Kecepatan belajar menurun, namun masih mempunyai kemampuan mempelajari sesuatu yang baru, maupun yang lama.
8. Orang yang sudah tua dapat berubah. Memang banyak orang yang mempercayai steriotipe yang menyatakan bahwa orang tua tidak dapat berubah. Kenyataannya, mereka perlu dan mampu menyesuaikan diri dengan keadaannya yang tidak beker a lagi, mengatur hidup dengan cara baru, dan pindah ke rumah anak atau ke panti jompo. Jadi, orang yang sudah tua membutuhkan dan berkemampuan melakukan perubahan.
9. Orang tua ingin selalu mengarahkan diri mereka sendiri, bukan tergantung kepada orang lain. Mereka tetap ingin mempunyai sumber keuangan sendiri dan membelanjakannya untuk ke¬butuhan sendiri, melakukan sesuatu secara sendiri untuk ke¬pentingan sendiri, mengisi waktu senggang dengan kegiatan yang disenangi bahkan ikut kegiatan sosial yang mereka sukai. Keinginan mengarahkan diri sendiri merupakan cara penting bagi mereka untuk menjaga harga diri.
10. Orang tua merupakan orang yang sangat berguna bagi kita, jika kita menilai mereka secara positif. Keterbatasan fisik orang yang sudah tua, bukan berarti menyebabkan mereka tidak berguna, karena mereka memiliki pengalaman yang sangat banyak dalam berbagai bidang kehidupan. Pengalaman mereka itu dapat kita ambil hikmahnya sebagai pelajaran. Cara-cara mengatasi kehidupan yang sulit dapat kita pelajari dari mereka, apalagi kalau dulunya mereka seorang yang profesional.
D. FAKTOR YANG MENYEBABKAN MENJADI TUA
Faktor yang menyebabkan orang menjadi tua, seperti yang dikemukakan oleh Usdhew, 1970 (dikutip oleh Kalish, 1975) sebagai berikut:
1. Faktor genetika; Bagaimana sebenarnya gen-gen mempenga¬ruhi penuaan dalam diri manusia belum diketahui secara pasti. Diyakini, gen menentukan kerentanan seseorang terhadap pe¬nyakit tertentu, kemampuan seseorang untuk melawan ausnya berbagai organ tubuh. Makin baik kualitas gen seseorang, di¬yakini is lebih lambat mengalami penuaan
2. Faktor lingkunganfisik, Lingkungan fisik meliputi hal-hal ber¬ikut:
a. Keadaan alam; Keadaan alam seperti temperatur atau radiasi, unsur-unsur toxic, seperti air yang terpolusi, tem¬bakau, pestisida dan berbagai jenis bakteri dan mikroba. Semua ini dapat mempengaruhi kesehatan walaupun secara berangsur-angsur dalam jangka waktu yang lama dan juga mempengaruhi kepuasan atau kebutuhan psikologis dan sosial.
b. Gizi; Orang-orang yang kekurangan gizi dalam jangka waktu yang lama sudah tentu memiliki kondisi tubuh yang lemah atau kurang memiliki days tahan yang baik terhadap berbagai penyakit, kelelahan, kurang kesegaran jasmani, dan sebagainya. Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya penua¬an dini. Orang itu tampak lebih tua dibandingkan dengan orang yang cukup gizi pada usia yang sama. Terlalu banyak makan, khususnya terlalu banyak mengkonsumsi lemak binatang, juga ada kaitannya dengan terjadinya penuaan dini.
c. Perawatan medis; Terdapat pengaruh yang berarti antara pemeliharaan kesehatan yang bagus dengan pencegahan pe¬nyakit, terhadap panjang usia seseorang. Artinya, orang¬orang yang memelihara kesehatan dan melakukan pen¬cegahan penyakit memiliki umur yang lebih panjang diban-dingkan dengan orang yang kurang memelihara kesehatan dan kurang melakukan pencegahan penyakit.
3. Faktor latihan dan aktivitas fisik dalam hidup; Kedua hal ini baik sekali untuk mencegah penyakit, sehingga kesehatan ter¬pelihara dengan baik. Oleh karena itu umur akan lebih panjang jika latihan fisik yang teratur, gizi yang cukup, dan aktivitas hidup yang seimbang dengan kebutuhan beristirahat.
4. Terhindar dari stres; Ketegangan psikologis dapat memper¬cepat penuaan, sedangkan kesehatan dan kestabi lan cmosi dapat memperlambat penuaan. Ketegangan emosi atau pi k i ran mem¬pengaruhi sistem sirkulasi darah dan hormon, olch karena hati dan jantung bekerja dengan care kurang normal. Akibatnya, kelancaran oksigen mengalir ke otak menjadi lamban, maka otak kekurangan oksigen dan menyebabkan gangguan pada berbagai fungsi tubuh lainnya, di antaranya fungsi pencernaan, jantung dan ginjal. Dengan demikian efisiensi tubu terganggu. Jika mengalami stres dapat menyebabkan perubahan kimia tubuh, yang mengakibatkan menurunnya ketahanan atau ke¬kebalan tubuh terhadap penyakit.
E. CIRI-CIRI PERUBAHAN FISIK
Ciri-ciri perubahan fisik yang terjadi pada periode lansia, yaitu:
1. Perubahan fisik bukan lagi merupakan pertumbuhan tetapi per¬gentian atau perbaikan sel-sel tubuh.
2. Penurunan reproduksi sel-sel.
3. Perubahan dorongan hubungan seks.
a. Pergantian Sel-Sel Tubuh
Perubahan pergantian sel-sel dan waktu yang diperlukan untuk penyembuhan dari sakit adalah karena menurunnya mitosis pada lansia (Dixon & Bouma, 1976). Penurunan mitosis menyebabkan kecepatan jumlah sel yang rusak tidak seimbang dengan jumlah sel yang baru. Keadaan ini menyebabkan tubuh lebih banyak ke-hilangan sel, daripada jumlah sel yang baru sebagai pengganti. Dengan demikian lebih banyak fungsi-fungsi tubuh yang terganggu secara dramatis. Khusus organ otak, sel-selnya tidak pernah diganti sepanjang hidup manusia
b. Penurunan Jumlah Sel-Sel Tubuh
Kehilangan sel-sel tubuh menyebabkan penurunan kekuatan dan efisiensi fungsi tubuh, dan kemampuan indra perasa pada lansia. Perubahan ini terkait dengan perubahan otot, yaitu terjadiiiya penurunan zat kolagen yang berfungsi untuk menjaga elastisitas jaringan otot. Garam kalsium di sekitar jaringan juga menurun terus-menerus yang menyebabkan gerakan otot makin terbatas. Begitu juga dengan penumpukan garam kalsium di dinding pem¬buluh darah yang mempengaruhi kontraksi dan pengembangan¬nya, sehingga pembuluh darah menjadi kaku. Organ tubuh bagian mata juga menurun fungsinya, karena, berkurangnya koordinasi dan efisiensi fungsi sistem cardio vascular. Lansia juga sulit mengatur fokus matanya, dalam berbicara juga terjadi kelambatan, dan ke-kurang jelasan.
Perubahan fisik lainnya adalah menurunnya cairan dalam sel¬sel tubuh, sehingga menyebabkan kulit menjadi keriput. Hal ini dikarenakan pada masa tua terjadi penutunan fungsi organ pencernaan, kurangnya selera makan, perubahan funsi organ tubuh untuk mengeola makanan misalnya gigi ynang tak cukup lagi
Marie (1980) mengemukakan bahwa orang lansia hendaknya:
1. Memakan sayur-sayuran dan buah-buahan yang beragam.
2. Memakan lalapan sesering mungkin.
3. Memakan makanan dengan pengolahan yang baik seperti tidak menguliti mentimun, kentang dan wortel tetapi cukup dengan mengikis atau mencuci saja.
4. Makanan yang berbentuk bubur.
c. Penurunan Dorongan Sek
Setiap orang butuh dicintai dan dihargai meskipun sudah tua. Penelitian yang dilakukan oleh Master dan Johnson (1968) mem¬benarkan bahwa secara psikologis tidak ada alasan untuk mengata¬kan bahwa orang yang sudah tua tidak dapat lagi menikmati hubung¬an seks dengan pasangannya, bahkanwanita mengalami pemba¬haruan minat dan kesenangan terhadap hubungan seks (Dixon & Bouma, 1983). Pada wanita menopouse memang terjadi perubahan hormon, namun hal itu tidak menghalangi mereka untuk menikmati hubungan seks. Menurut Butler dan Lewis (Dixon & Bouma, 1983) pria yang dalam periode klimakterium (berkurangnya aktivitas ke¬lamin atau seksual pads pria) biasanya memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai ereksi (penegangan penis) dan lebih lama jarak waktu periode refactory (waktu antara, satu ejakulasi dengan ejakulasi berikutnya), tetapi bukan berarti mereka itu impoten. Di¬yakini oleh pars ahli bahwa terpeliharanya ekspressi seksual ter¬gantung kepada kesehatan fisik dan mental orang lansia. Jika se¬orang lansia sehat secara fisik dan mental maka penampilan seksual dapat diperpanjang sampai usia 80 tahun (Master dan Johnson).
F. TUGAS PERKEMBANGAN ORANG DEWASA
Orang yang sudah tua yang mengalami proses perkembangan baik mampu menampilkan tugas perkembangan berikut ini:
1. Menciptakan kepuasan dalam keluarga sebagai tempat tinggal di hari tua.
2. Menyesuaikan hidup dengan penghasilan sebagai pensiunan.
3. Membina kehidupan rutin yang menyenangkan.
4. Saling merawat sebagai suami-istri.
5. Mampu menghadapi kehilangan (kematian) pasangan dengan sikap yang positif (menjadi janda atau duda).
6. Memelihara sanak-saudara yang sudah tua.
7. Melakukan hubungan dengan anak-anak dan cucu-cucu.
8. Mengembangkan minas dan perhatian terhadap orang lain di luar keluarga
9. Menemukan arti hidup dengan nilai moral yang tinggi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar