Polisi Thailand menemukan sekitar 700 warga Rohingya yang masuk ke
negaranya dengan bantuan jaringan perdagangan manusia yang ada di
Thailand. Warga Rohingya yang ditemukan menyatakan mereka dijanjikan
oleh oknum tersebut untuk dibawa masuk ke Malaysia.
Polisi menemukan warga Rohingya tersebut ketika mereka melakukan operasi
penggerebekan di Provinsi Songkhla yang berada di wilayah selatan
Thailand, seperti diberitakan Associated Press, Jumat (11/1/2013).
Polisi pun menangkap delapan warga Thailand yang diduga terlibat aksi
perdagangan manusia tersebut. Aksi kriminal itu juga menyeret dua
politisi lokal yang tanahnya digunakan untuk tempat persembunyian warga
Rohingya di Thailand.
“Warga Rohingya yang kami temukan mengatakan mereka datang dengan
sukarela, mereka berada di sini hanya untuk transit sebelum diantar ke
Malaysia. Sekarang penyelidikan kami fokuskan untuk menemukan otak
pelaku, peristiwa ini termasuk tindak perdagangan manusia,” ujar
Thanusin Duangkaewngam, pejabat polisi setempat.
Ketika ditanya polisi, warga Rohingya mengaku mereka telah membayar
sejumlah uang untuk jaringan perdagangan senjata tersebut untuk diantar
ke Malaysia. Di Malaysia mereka dikatakan akan mendapat pekerjaan
sebagai nelayan, namun sampai tiga bulan mereka berada di Thailand janji
itu tidak pernah dipenuhi.
Pihak Thailand menyatakan mereka akan mendeportasi ke-700 warga Rohingya
itu kembali ke Myanmar. Keputusan tersebut langsung ditentang aktivis
HAM di Thailand karena warga Rohingya menerima diskriminasi di negara
asalnya.
Warga Rohingya saat ini mengalami aksi kekerasan dari kelompok mayoritas
di wilayah Rakhine, Myanmar. Warga asli menganggap kelompok Rohingya
sebagai pendatang ilegal dari Bangladesh yang mau merebut tanah mereka.
Aksi kekerasan di tempat tinggalnya membuat banyak warga Rohingya yang
mencoba mengungsi ke negara yang lebih aman seperti Malaysia.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar