Mantan Wakil Presiden Jusuf
Kalla berada di Singapura. Sebelum meninggalkan negeri itu, sebagai
pembicara utama, ia menyampaikan uraian lepas teks berjudul "Southeast
Asia in 2013 and Beyond: Its Global Role and Challenge" dalam pertemuan
yang diselenggarakan Institute of Southeast Asian Studies (ISEAS).
Bahasa Inggrisnya sefasih apabila ia berbicara dalam bahasa Indonesia
atau Bugis.
Sebelum tampil di panggung, Jusuf Kalla (JK)
diperkenalkan sebagai Wakil Presiden jusuf kalla RI 2004-2009, tokoh di belakang
keputusan berani dan strategis yang membuat Indonesia lepas dari krisis
ekonomi global tahun 2007.
"Ia terkenal karena punya pendekatan
di luar teks buku dan dia adalah arsitek dari penyelesaian berbagai
konflik di Indonesia, termasuk di Aceh, Poso, dan Ambon. Baru- baru
ini, ia ikut membantu usaha untuk menciptakan perdamaian di selatan
Thailand dan Rakhine, Myanmar," ujar moderator pertemuan yang disambut
tepuk tangan hadirin di Hotel Shangri-La.
Dalam acara tanya
jawab, seorang penanya dari Kuala Lumpur menanyakan hubungan Kuala
Lumpur-Jakarta akhir-akhir ini yang sering diperciki sejumlah
pertentangan.
"Selain dilihat beberapa perbedaan, perlu pula
dilihat banyaknya persamaan antara Indonesia-Malaysia yang sebagian
penduduknya masih satu rumpun," ujar JK.
Ada pula seorang hadirin
yang mengharapkan agar presiden Indonesia mendatang bukan orang yang
"terlalu nasionalis", yaitu orang yang hanya mementingkan Indonesia
tanpa ada toleran dengan negara-negara tetangganya.
Pertanyaan
serupa disampaikan tiga wartawan Singapura tentang pemilihan presiden
Indonesia tahun 2014. ”Kemungkinan Anda menjadi pemenang pemilihan
presiden nanti bagaimana?” tanya seorang wartawan setempat.
"Saya
tidak mengejar kekuasaan atau kursi presiden. Saya lebih memikirkan
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia. Memang saya tidak
menafikan bahwa jabatan presiden adalah jabatan penting untuk
kemakmuran dan kesejahteraan bangsa," ujar JK.
Seorang wartawati berkulit hitam manis langsung memotong, "Anda ingin jadi presiden atau tidak?"
"Persoalannya bukan ingin atau tidak, tetapi masih melihat hasil pemilihan anggota legislatif dahulu nanti," ujar JK.Setelah
bertemu dengan Perdana Menteri Lee Hsien Loong di istana perdana
menteri, JK bersama mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Hamid
Awaluddin dan pengusaha Sofjan Wanandi pulang ke Indonesia. (J Osdar)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar