Pengamat Kebijakan Publik Andrinof Chaniago menilai proyek pembangunan
enam ruas jalan tol lebih mengarah pada kepentingan bisnis dibanding
dengan kebutuhan masyarakat dan mengatasi masalah kemacetan di Jakarta Karena itu, di hadapan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Andrinof
menyatakan bahwa pembangunan enam ruas jalan tol merupakan penzoliman
terhadap masyarakat.
"Kalau kemacetan itu nyata-nyata pemerintah tidak menjalankan
program-program pengentasan kemacetan, itukan namanya kelalaian, dan itu
zolim bagi masyarakat," ujarnya pada pertemuan dengar pendapat mengenai
rencana pembangunan enam ruas jalan tol di Balai Kota Jakarta, Selasa
(15/1/2013).
Atas dasar itu, Andrinof meminta agar pemerintah bisa melakukan
pemaparan atas hasil penelitian apa yang sebenarnya penyebab kemacetan
yang terjadi di Jakarta.
"Coba deh jujur, apa penyebab kemacetan itu sendiri? Dan apa iya dengan
membangun enam tol ini bisa mengatasi kemacetan? Saya rasa jalan layang
biasa lebih efektif dibanding proyek enam tol yang logikanya lebih ke
arah bisnis," kata Andrinof.
Bahkan, Andrinof menuding ada kepentingan yang disembunyikan di balik rencana pembangunan enam ruas tol tersebut.
"Saya melihat ada agenda tersembunyi. Saya melihat ada pembodohan kepada
masyarakat atas kebijakan-kebijakan yang menyesatkan. Mohon maaf saya
agak keras berbicara," tandasnya.
Di tempat yang sama, pengamat tata kota Yayat Supriyatna menilai, dengan
dibangunnya enam tol itu, maka masyarakat akan semakin meninggalkan
transportasi umum.
"Masyarakat akan semakin meninggalkan transportasi massal kalau enam
ruas tol ini dibangun. Selain itu, proses tender tidak transparan, info
yang saya dapatkan tender ini sudah selesai, jadi saya juga
mempertanyakan pertemuan ini," kata Yayat.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar