MAU makan di tempat yang cozy sekaligus bisa bertukar pikiran dengan para sahabat?
Saran kami, langsung saja meluncur ke Reading Room yang berada di kawasan Kemang Timur, Jakarta Selatan.
Resto dengan design interior seperti perpustakaan ini belum lama
dibuka, namun tempat ini tidak pernah sepi pengunjung. Konsep yang di
usung Reading Room, tidak jauh dari campur tangan pemiliknya, yaitu
sutradara sekaligus penulis novel Richard Oh.
Reading Room selalu ramai pengunjung di setiap harinya, mulai dari
anak muda sampai pekerja kantoran sering mengahabiskan waktu di sini.
Bukan hanya sekedar makan dan minum, para pengunjung dapat di manjakan
dengan koleksi ratusan buku yang ada di sana.
Seperti salah satu pengunjung Reading Room yang datang sendiri untuk
sekedar makan siang sekaligus membaca buku. "Saya sering menghabiskan
waktu sendiri di Reading Room, karena disini sangat cozy serta fasilitas buku-buku bagus yang dapat dibaca di sini," ujar Hammar (23) seorang mahasiswa.
Keunikan
Reading Room terletak pada konsep yang sesuai dengan namanya, yaitu
reading room yang artinya ruang bbaca. Interior designnya dibuat seperti
ruangan membaca yang nyaman dan di dalamnya terdapat rak unik yang
dipenuhi buku-buku bacaan. Buku-buku tersebut d jadikan fasilitas dan
dapat dibaca oleh para pengunjung, yang hanya dapat dibaca di tempat
saja.
Reading Room memiliki dua lantai, dilantai pertama untuk no smoking area sedangkan di lantai 2 adalah smoking area.
Selagi kita berbincang dan membaca buku, terasa kurang rasanya
apabila tidak icip-icip menu yang ada di Reading Room. Di sini Anda akan
dimanjakan dengan berbagai menu lezat khas Reading Room. Anda dapat
mencicipi nasi goreng yang lengkap dengan sayuran, telur, dan ayam (Rp
35.000), Ice cappucino (Rp 35.000), ice tea dengan sensasi papermint (Rp
15.000) serta manisnya strawberry world (Rp 30.000) dan menu lainnya
yang tidak kalah nikmatnya.
Banyak hal kita dapat di Reading Room. Selain dapat mengenyangkan
perut, dan berkumpul bersama sahabat kita juga dapat menambah
pengetahuan dengan membacai buku. Ya, bukankah membaca adalah jendela
ilmu?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar